Wabah coronavirus: Bagaimana media menghadapi situasi terkini di Indonesia
Feature

Wabah coronavirus: Bagaimana media menghadapi situasi terkini di Indonesia

Indonesia kini bersiap menghadapi lonjakan anga kasus infeksi virus corona (COVID-19). Hanya kurang dari tiga pekan sejak pengumuman kasus pertamanya, negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia ini kini telah melaporkan 514 kasus dan 48 kematian, yang menjadi jumlah terbesar di Asia Tenggara.

Ibukota Jakarta juga telah memberlakukan masa darurat hingga dua minggu ke depan, memaksa sejumlah perusahaan termasuk media untuk mengimplementasikan kebijakan work from home (WFH) dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan social distancing.

Lantas, bagaimana media dan jurnalis di Indonesia menghadapi situasi terkini di Indonesia? Berikut sejumlah komentar jurnalis-jurnalis dari berbagai media di Indonesia.

Adi Prinantyo, Redaktur Pelaksana KOMPAS
Kami mengurangi jumlah meeting. Biasanya, ada dua meeting editorial di jam 10 pagi dan 4 sore, tapi kini hanya ada satu meeting di jam 2 siang. Reporter KOMPAS juga tidak wajib untuk datang ke kantor setelah wawancara atau melakukan liputan di lapangan. Mereka juga diwajibkan untuk berhati-hati ketika liputan. Semoga semua langkah ini dapat mengurami risiko untuk para jurnalis.

Sejauh ini masih ada sejumlah undangan liputan di tengah wabah COVID-19, jadi kami harus memilah mana yang akan kami liput atau tidak. Kami tidak akan meliput acara yang dihadiri oleh banyak orang. Data liputan dapat dilakukan melalui wawancara melalui telepon, email, maupun WhatsApp. Selama kami dapat memastikan akurasi kami, bagi kami keselamatan jurnalis merupakan hal yang paling penting.

Evi Mariani, Redaktur Pelaksana The Jakarta Post
Kami telah menginstruksikan kepada semua yang dapat bekerja dari rumah untuk melakukannya, termasuk mayoritas editor dan sejumlah reporter. Beberapa reporter dan fotografer yang harus terjun ke lapangan wajib melakukan social distancing, rutin membersihkan tangan mereka, dan menghindari transportasi publik. Kami juga menginstruksikan sejumlah reporter yang pernah berhubungan dengan Menteri Transportasi, Budi Karya (positif corona), untuk melakukan karantina mandiri selama 28 hari sejak interaksi terakhir mereka dengan menteri tersebut.

Tantangan terbesar kami selama meliput COVID-19 adalah menghadapi komunikasi yang abu-abu dari pemerintah. Sangat sulit untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang situasi terkini COVID-19.

Darojatun, VP Operations dan Pemimpin Redaksi Bola.com and Bola.net
Saya berada di sejumlah grup WhatsApp yang berisikan rekan-rekan lain di industri media dan kami semua merasa pemerintah tidak bereaksi dengan tepat. Namun, puji Tuhan, semuanya telah berubah dan segalanya berjalan di arah yang tepat. Kita semua harus mendukung pemimpin lokal dan nasional dengan bekerja dari rumah dan saya rasa itu semua tidak akan mempengaruhi industri media karena kebijakan ini berlaku untuk semuanya. Pesan saya bagi jurnalis yang terjun ke lapangan adalah jangan mencoba untuk menjadi pahlawan dan memaksakan untuk mendapatkan berita ekslusif, karena kita tidak pernah tahu seberapa aman narasumber kita dari COVID-19. Kesehatan dan keselamatan merupakan prioritas utama saat ini.

Tantangan terbesar untuk media olahraga adalah fakta bahwa hampir semua liga dan acara olahraga dibatalkan. Jadi kami harus mencari dari sumber lain, membuat ficer, atau berita ringan yang terkait dengan COVID-19 dan berita trending lainnya. Kita tidak perlu terlalu khawatir. Kita hanya perlu tetap positif dan membuat keputusan yang cerdas, berpikir secara luas karena ini semua tentang hidup kita.

Elisa Valenta Sari, Senior Journalist at Forbes Indonesia
Kami telah mengantisipasi wabah ini sejak pertengahan Febuari. Karena kami merupakan media cetak, kami harus lebih cerdas untuk membuat banyak artikel. Kami harus mengantisipasi jika wabah ini semakin memburuk dan kami tidak dapat melakukan wawancara.

Saat ini, setiap tim berkoordinasi melalui chat grup dan jika ada narasumber yang tidak mau diwawancara langsung, kami menawarkan opsi wawancara audiovisual melalui Skype atau Zoom.

Lalu Rahadian, Editor at Lokadata
Koordinasi pekerjaan telah disusun sejak Jumat lalu, jadi kantor saya telah memutuskan untk mengimplementasikan kerja dari rumah sejak Jumat. Koordinasinya dilakukan di grup WhatsApp. Sekretaris redaksi akan menyusun daftar pekerjaan untuk editor, reporter, dan tim multimedia.

Saat ini sangat sulit untuk mendapatkan pernyataan dari narasumber dalam kondisi saat ini, meski pemerintah telah memfasilitasi fitur streaming untuk konferensi pers.

Angga Bratadharma, Editor Ekonomi Medcom
Kami tetap menjalankan kegiatan keredaksionalan seperti biasa, dengan awak redaksi bekerja dari rumah sesuai anjuran dari pemerintah. Mencari berita yang memang diperlukan atau dibutuhkan oleh masyarakat, terutama yang berkaitan dengan wabah corona sekarang ini. Hanya saja koordinasi yang dilakukan di antara awak redaksi lebih kepada menggunakan platform WhatsApp dan sosial media lainnya. Hal ini dilakukan guna menekan penyebaran COVID-19.

Tantangannya adalah memverifikasi atau melakukan cek dan ricek informasi-informasi yang muncul selain dari pernyataan resmi pemerintah atau instansi yang memang kredibilitasnya bisa dipercaya. Hal itu penting dilakukan agar bisa memilah berita mana yang jelas kebenarannya dan mengandung nilai berita untuk diberitakan kepada masyarakat. Harapannya masyarakat tidak menerima bulat-bulat informasi atau berita hoaks yang beredar. Di sisi lain, tetap berusaha menjaga kesehatan dan keselamatan diri serta menekankan bahwa "nyawa lebih baik daripada sebuah berita".

Adyaksa Vidi, Editor Olahraga Liputan6.com
Di kantor sayauntuk shift masih seperti biasa, jamnya normal. Tapi memang semuanya bekerja dari rumah, termasuk reporter. Beberapa fotografer memang masih ada yang di lapangan tetapi hanya untuk keperluan liputan yang mendesak. Semua komunikasi dilakukan via WhatsApp, tetapi ada juga meeting yang dilakukan lewat video call.

Reporter sekarang harus mencari kutipan narasumber via telepon atau email, maupun menggunakan rilis yang disebar narasumber. Selain itu kita juga berjaga siaran live  dari TV ketika ada breaking news,

Elly Simanjuntak, Enrichment Director Obsession Media Group
Kami memutuskan sampai akhir Maret kerja dari rumah. Namun, jika ada yang memerlukan pekerjaan harus dilakukan di kantor akan dipersilahkan. Untuk menekan penyebaran COVID-19. Kami akan mengedukasi pembaca agar bisa kerja dari rumah namun efektif efisien dan berusaha ikut menggerakkan roda perekonomian dapat berjalan meskipun bekerja dari rumah. Semoga COVID-19 bisa cepat berlalu dari negeri ini

Livia Kristianti, Reporter at ANTARA News
Karena sudah diputuskan bahwa reporter ANTARA News akan bekerja dari rumah hingga 5 April, saya kini harus terbiasa menonton TV untuk mendapatkan kutipan untuk berta. Ini memang baru beberapa hari tetapi sudah seperti seminggu. Untungnya ada Twitter sehingga saya dapat memonitor apa yang terjadi di publik.
 

More stories


Telum Media

Database

Jurnalis
Adi Prinantyo

Deputy Editor-in-Chief

Evi Mariani Sofian

Executive Director

Angga Bratadharma

Economics Editor

Elisa Valenta Sari

Indonesia Correspondent

Elly Simanjuntak

Editor-in-Chief

Lalu Rahadian

Adyaksa Vidi

Editor

Darojatun

VP Content Operations and Editor-in-Chief

Livia Kristianti

Lifestyle Reporter

Media
Telum Media

1 contact, 122 permintaan media

Get in touch to hear more

Minta demo

Telum Media

Peringatan

Lansiran email reguler yang menampilkan berita terbaru dan perpindahan dari industri media di seluruh Asia Pasifik

Berlangganan alert