Panditfootball.com dan ‘surat permintaan maaf’ viral
Interview

Panditfootball.com dan ‘surat permintaan maaf’ viral

Apa yang terjadi ketika media yang berperan sebagai jembatan informasi bagi masyarakat, justru kebagian menjadi kambing hitam buruknya performa sebuah tim nasional? Telum berkesempatan untuk duduk bersama CEO Panditfootball.com, Abimanyu Bimantoro, membicarakan surat ‘permintaan maaf’ Pandit yang viral di 2018.

Ketika prestasi tim nasional sebuah negara anjlok, biasanya pelatih, pemain, hingga federasi sepak bola negara itu yang akan menjadi kambing hitam pertama. Namun, kejadian cukup unik terjadi ketika (mantan) ketua federasi sepak bola Indonesia (PSSI), Edy Rahmayadi, justru melontarkan pernyataan yang cukup nyeleneh, November 2018 lalu.

“Wartawannya yang harus baik, jadi kalau nanti wartawannya baik, Timnasnya baik,” ujar Edy ketika diwawancarai sejumlah media.

Jawaban itu langsung menuai kontroversi dan komentar tak lazim Edy itu bahkan turut diberitakan media-media asing. Fox Sports Asia contohnya, yang melabeli pernyataan Edy tersebut 'konyol' di berita mereka. Namun, Panditfootball.com sebuah media online yang fokus terhadap isu-isu sepak bola, memiliki cara unik untuk menjawab kritikan Edy tersebut.

“Sehubungan dengan kegagalan Tim Nasional Indonesia di kompetisi Asean Football Federation Cup 2018 (Piala AFF 2018), kami Pandit Football Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Permintaan maaf ini kami sampaikan karena gagal menjadi media yang baik,” tulis Pandit mengawali ‘permintaan maaf’ mereka.

Lewat surat-nya itu, Pandit ‘meminta maaf’ karena mempertanyakan kewajaran soal rangkap jabatan dan konflik kepentingan di internasl PSSI, pemberitaan tentang kekerasan pemain, wasit, dan supporter, pemberitaan pemberhentian pelatih Timnas yang mendadak, hingga adanya pemberitaan sepak bola luar negeri selain tentang Timnas di situs mereka. Sebuah surat ‘permintaan maaf’ singkat, padat, dan menohok, yang langsung menjadi viral di Indonesia.

“Surat itu saya dan Mildan (Ammar Mildandaru Pratama) yang buat. Itu sebetulnya benar-benar spontan sih, karena waktu itu tiba-tiba ada pernyataan dari Edy dan kita langsung berpikir, wah ini harus jadi sesuatu nih. Mau diapain? Ya udah, akhirnya kita bikinlah surat itu. Itu benar-benar sesuatu yang spontan dan setelah satu jam ya langsung kita naikkan,” ujar CEO Pandit, Abimanyu Bimantoro.

“Orang akan bosan kalau Pandit terlalu serius, terlalu banyak data, jadi berat bacaannya. Di situlah kita menyelipkan jokes ala Pandit, yang mungkin sedikit sarkas atau satire, tetapi tetap ada ciri khas Panditnya juga.”

Berawal dari Detik.com
Menurut Abimanyu, Panditfootball.com sendiri pada awalnya berawal dari tawaran Detik.com yang dilontarkan kepada Andreas Marbun, Vetriciawizach Simbolon, Zen RS, dan Yuda Asmara untuk mengisi kanal Euro 2012.

Setelah perhelatan sepak bola Eropa itu selesai, akhirnya kerjasama itu berlanjut ketika Detik.com mengeluarkan kanal baru, About the Game, yang berisikan ficer dan analisa mendalam tentang sepak bola. Beranjak dari situ, keempat penulis tersebut akhirnya memutuskan untuk membuat website sendiri, yang kini menjadi Panditfootball.com.

Awalnya menjadi penyedia konten untuk kanal About the Game, Pandit akhirnya terus berkembang dan mulai banyak merekrut penulis, sehingga akhirnya portal olahraga ini berdiri sendiri dengan konten-konten independent.

“Dari awal, yang selalu ditekankan di Pandit adalah feature. Jadi kita memang jarang mengeluarkan hard news. Jadi, minimal di setiap artikel ada sikap yang mau kita tunjukkan dari isu tersebut,” ujar Abimanyu ketika disinggung tentang gaya penulisan Pandit.

“Sederhananya, misalnya ada berita tentang transfer pemain. Kita pastinya tidak akan memberitakan pemain A pindah dari sini ke sana dengan harga sekian, kontraknya berapa lama, dan sebagainya. Tapi ada informasi tambahan yang coba kita masukkan, mulai dari bagaimana pemain itu akan cocok di tim barunya, dari segi taktikal, dan lainnya.”

Berawal dari tulisan-tulisan ficer dan analisis mendalam, karakter itu terus dipertahankan Pandit hingga saat ini, bahkan analisa mereka merupakan salah satu hal yang membuat portal ini memiliki tempat tersendiri bagi para pecinta sepak bola di Indonesia.

“Jika kita hanya mengeluarkan hard news, pasti akan kalah cepat, kalah lengkap, dibandingkan media-media besar. Pastinya akan kalah di situ,” ujar pendukung Liverpool itu menambahkan. “Tetapi, jika kita menambahkan informasi yang mendalam, akhirnya kita bisa lebih bersaing dengan media lain.”

Konten Lokal
Selain surat ‘permintaan maaf’nya yang viral, Pandit juga memberikan perhatian lebih terhadap konten-kontek sepak bola lokal. Meski tidak mengesampingkan konten-konten sepak bola internasional, Abimanyu merasa sepak bola lokal sebenarnya memiliki potensi tersendiri.

“Konten lokal itu punya pasarnya sendiri. Ketika kami mengeluarkan (konten) sepak bola lokal, banyak loh die-hard fans-nya,” ujar Abimanyu melanjutkan.

“Kalau kita mengeluarkan berita tentang Persib itu tidak mungkin sepi, kalau kita mengeluarkan berita tentang sepak bola di Medan, banyak orang Medan yang baca. Jadi untuk konten sepak bola lokal, banyak orang-orang baru yang datang (membaca), orang-orang yang justru mungkin bukan followers-nya Pandit.”

Banyaknya konten lokal itu turut berdampak pada salah satu citra Pandit yang seringkali muncul di media sosial, salah satu pertanyaan menggelitik yang acapkali muncul di media sosial tentang sikap mereka tentang salah satu klub sepak bola Indonesia, Persib Bandung.

“iya, iya, sering banget kalau itu (dituduh sebagai pendukung Persib). Apalagi Pandit itu di Bandung kan, jadi orang kadang mikir, wah isinya orang-orang (pendukung) Persib semua nih,” ujar Abimanyu tertawa.

“Tapi ya kita tidak memberikan perhatian khusus kepada satu tim saja. Memang setiap penulis pasti ada preferensi masing-masing. Saya pendukung Liverpool, kalau menulis tentang Liverpool ya yang bagus-bagus, tetapi di Pandit ada ekosistem yang akhirnya membuat kita tidak terlalu peduli dengan tim favorit masing-masing. Jadi yang keluar itu sifat objektifnya. Kalau tim favoritnya lagi jelek, ya tulis jelek.”

More stories


Telum Media

Database

Jurnalis
Abimanyu Bimantoro

Media
Panditfootball.com

5 contacts

Get in touch to hear more

Minta demo

Telum Media

Peringatan

Lansiran email reguler yang menampilkan berita terbaru dan perpindahan dari industri media di seluruh Asia Pasifik

Berlangganan alert