Enam pekerja media di Indonesia berbagi pendapat mengenai cara terbaik bagi pihak hubungan masyarakat profesional untuk berkomunikasi dengan mereka dalam era 'new normal'.
Valerie Dante dari
alinea.id berpikiran bahwa PRs sudah cukup mengerti kebutuhan jurnalis. "Ketika acara sudah selesai, Humas bertanggung jawab mengirimkan rilis pres," kata Valerie.
Sebagai Co-Founder dan Co-Host dari siniar
Journalist X Lawyer, Glenn Wijaya membagikan preferensinya saat bekerja dengan Humas. "Kami cenderung mencari jurnalis dan pengacara yang memiliki keunikan," katanya.
Sedangkan Natalia Bulan Retno Palupi menjelaskan bahwa
TribunnewsWiki.com bersedia menerima bahan berita tentang tokoh-tokoh terkemuka di tingkat regional maupun nasional. "Seperti artis, seniman, penyanyi, atau orang-orang yang memiliki pengaruh besar di masyarakat."
Vanita Dewi Prastiwi dari
Detik.com dan Elvi Robiatul Adawiyah dari
Rilis.id memiliki pendapat sendiri.
“Relasi yang sudah kita jaga sebelumnya bisa kita eratkan kembali menggunakan aplikasi-aplikasi seperti
video call,” ucap dia.
Sedangkan Elvi mengingatkan bahwa Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari COVID-19.
“Sediakan jaringan yang baik, dan juga waktu yang tepat, singkat dan padat untuk memberikan informasi kepala jurnalis, sehingga jurnalis tidak beresiko tinggi untuk pergi dan tertular corona,” ujar Elvi.
Sementara Ramadani Saputra atau akrab disapa Dani dari
The Jakarta Post memberikan masukan kepada Humas.
“Keputusan berita dinaikkan atau tidak adalah keputusan editorial. Jadi terima kasih atas informasi rilis yang diberikan, hanya tidak perlu untuk menyisipkan pesan ‘demanding’ seperti itu. Terima kasih," pungkas Dani.
Klik di
sini untuk mengakses konten video 'kenormalan baru' dari Telum Indonesia.