Feature
Take 5: Laporan Economist Impact terkait News Sustainability
By Sam Jo Yeo
Take 5 adalah seri Telum Media yang menyoroti hasil penelitian dan pengembangan media terbaru.
Di episode kali ini, kami akan menyoroti laporan Economist Impact, News sustainability: Investing in the future of Asia-Pacific's info-ekosistem. Laporan tersebut mencerminkan temuan dari survei yang melibatkan lebih dari 2.000 konsumen dan 500 eksekutif, yang dilakukan di 12 pasar Asia-Pasifik.
Bergabung dengan kami untuk mendiskusikan laporan ini adalah Manajer Kebijakan dan Wawasan Economist Impact, Naka Kondo, yang juga mengedit laporan tersebut, dan Byron Perry, Ketua Masyarakat Penerbit di Asia (SOPA).
Lima poin penting dalam diskusi ini adalah:
1. Sentimen pasar bullish tetapi banyak yang menyadari perlunya perubahan. 53% eksekutif media berita setuju bahwa model bisnis organisasi mereka saat ini tidak akan bertahan dalam lima tahun ke depan. (0:41)
2. Model bisnis yang inovatif diperlukan untuk mendorong pertumbuhan. 82% konsumen mengatakan bahwa berita independen dan gratis sangat penting bagi masyarakat, tetapi 59% mengatakan mereka tidak membayar untuk berita. (2:40)
3. Teknologi merupakan tantangan sekaligus penggerak penting untuk masa depan. Meskipun telah menurunkan hambatan untuk masuk, itu juga menimbulkan berita palsu dan informasi yang salah. Konsumen dan eksekutif setuju bahwa adopsi teknologi baru akan sangat penting untuk keberlanjutan jangka panjang. (4:50)
4. Misinformasi merupakan ancaman serius bagi media berita. Masalah lain untuk publikasi adalah bagaimana menavigasi model komersial yang berkelanjutan di tengah transformasi digital. (8:27)
5. Diversifikasi diperlukan untuk bisnis jangka panjang. Perusahaan media tidak menomorduakan kualitas atau mereka berisiko kehilangan audiens. Mereka perlu berpikir kreatif, beradaptasi dengan audiens dan terus berkembang. (9:32)
Di episode kali ini, kami akan menyoroti laporan Economist Impact, News sustainability: Investing in the future of Asia-Pacific's info-ekosistem. Laporan tersebut mencerminkan temuan dari survei yang melibatkan lebih dari 2.000 konsumen dan 500 eksekutif, yang dilakukan di 12 pasar Asia-Pasifik.
Bergabung dengan kami untuk mendiskusikan laporan ini adalah Manajer Kebijakan dan Wawasan Economist Impact, Naka Kondo, yang juga mengedit laporan tersebut, dan Byron Perry, Ketua Masyarakat Penerbit di Asia (SOPA).
Lima poin penting dalam diskusi ini adalah:
1. Sentimen pasar bullish tetapi banyak yang menyadari perlunya perubahan. 53% eksekutif media berita setuju bahwa model bisnis organisasi mereka saat ini tidak akan bertahan dalam lima tahun ke depan. (0:41)
2. Model bisnis yang inovatif diperlukan untuk mendorong pertumbuhan. 82% konsumen mengatakan bahwa berita independen dan gratis sangat penting bagi masyarakat, tetapi 59% mengatakan mereka tidak membayar untuk berita. (2:40)
3. Teknologi merupakan tantangan sekaligus penggerak penting untuk masa depan. Meskipun telah menurunkan hambatan untuk masuk, itu juga menimbulkan berita palsu dan informasi yang salah. Konsumen dan eksekutif setuju bahwa adopsi teknologi baru akan sangat penting untuk keberlanjutan jangka panjang. (4:50)
4. Misinformasi merupakan ancaman serius bagi media berita. Masalah lain untuk publikasi adalah bagaimana menavigasi model komersial yang berkelanjutan di tengah transformasi digital. (8:27)
5. Diversifikasi diperlukan untuk bisnis jangka panjang. Perusahaan media tidak menomorduakan kualitas atau mereka berisiko kehilangan audiens. Mereka perlu berpikir kreatif, beradaptasi dengan audiens dan terus berkembang. (9:32)
More stories
Telum Media
Database
Get in touch to hear more
Minta demoTelum Media
Peringatan
Lansiran email reguler yang menampilkan berita terbaru dan perpindahan dari industri media di seluruh Asia Pasifik
Berlangganan alert