Interview
Telum Talks To... Jonathan Pandapotan, Senior Editor, Liputan6.com
Kali ini Telum berbincang-bincang dengan Editor Senior Liputan6.com, Jonathan Pandapotan, yang bersama Windi Wicaksono, dianugerahi Anugerah Adinegoro 2020 (kategori media siber) atas liputannya tentang vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Apa latar belakang liputan "Vaksinasi, Momentum Indonesia Bangkit dari Pandemi COVID-19"?
Pada dasarnya, saya dan Windi Wicaksono (Tim Special Content Liputan6.com) ingin menjelaskan kepada pembaca secara detail mengenai rencana pemerintah melakukan vaksinasi, yang merupakan kebijakan untuk meredam rantai penyebaran COVID-19.
Melalui artikel tersebut, kami juga ingin menumbuhkan optimisme sekaligus membangkitkan semangat masyarakat untuk keluar dari pandemi, dan salah satu caranya adalah melalui program vaksinasi.
Seberapa penting peran media dalam membantu kesadaran masyarakat akan vaksinasi COVID-19?
Vaksinasi adalah langkah vital pemerintah yang perlu tersampaikan secara tepat dan akurat ke seluruh lapisan masyarakat. Oleh karenanya, peran media massa sangat krusial sebagai faktor penentu keberhasilan program vaksinasi di dalam negeri.
Sebagai pilar keempat demokrasi, media harus bisa mencegah disinformasi, menyampaikan fakta akurat, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi. Media adalah garda terdepan dalam edukasi penanganan COVID-19. Media harus mampu menjadi penggerak setiap individu untuk dapat mengubah perilaku dalam menyikapi pandemi ini.
Setiap informasi baru yang berkaitan dengan penanganan COVID-19 harus disampaikan kepada khalayak secara akurat. Sajikan informasi yang sudah diolah dari para ahli dari mulai fase penanganan hingga pengobatan yang harus dilakukan. Dengan melakukan itu, peran media massa sebagai agen perubahan perilaku dapat dilakukan secara optimal.
Bagi Anda sendiri, apa yang berubah selama pandemi COVID-19?
Pandemi COVID-19 menghantam seluruh aspek kehidupan di Indonesia, termasuk sektor media dan jurnalis. Selama 10 bulan terakhir, praktis aktivitas kerja saya berubah total.
Pembatasan sosial akibat pandemi memaksa saya untuk membiasakan diri bekerja dari rumah. Ini adalah sebuah ritme kerja yang tidak pernah saya alami selama 10 tahun bekerja sebagai jurnalis.
Sejauh mana efek pemberlakuan PSBB mengganggu pekerjaan Anda?
Pandemi dan PSBB pastinya membangun batasan dalam berinteraksi, tak terkecuali bagi jurnalis. Wawancara telepon, konferensi pers melalui media poll, hingga diskusi atau seminar kini harus diselenggarakan lewat aplikasi.
Ini adalah tantangan baru yang mengharuskan jurnalis bisa memanfaatkan kekuatan jaringan, menajamkan analisa dengan data, dan terus memutar otak di tengah keterbatasan ruang kerja.
Namun begitu, dalam situasi WFH, kewajiban dasar jurnalis untuk melakukan verifikasi adalah mutlak dan tetap harus dijalankan.
Selama pandemi COVID-19, informasi, situasi, dan berita terus berubah-ubah dan banyak berita yang membingungkan tersebar di masyarakat. Bagaimana Liputan6.com menyikapinya?
Liputan6.com memiliki kanal cek fakta yang bertugas melakukan penelusuran, klarifikasi sekaligus menepis kabar-kabar hoax yang beredar di masayarakat, termasuk soal COVID-19.
Liputan6.com juga merupakan media terverifikasi International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra resmi Facebook untuk memberantas hoax, fake news, atau disinformasi mengenai COVID-19 yang beredar di platform media sosial itu.
Apa pekerjaan rumah bagi industri media dan komunikasi di 2021?
Pekerjaan rumah utama industri media di 2021 adalah ikut memerangi sekaligus memberantas penyebaran hoax dan radikalisme. Keduanya termasuk ancaman nyata yang dihadapi masyarakat di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat.
Validitas sebuah informasi atau berita menjadi faktor krusial di tengah maraknya penyebaran berita bohong. Oleh karena itu, media harus bisa menjadi pengecek fakta dan sumber informasi yang lebih valid dibandingkan media sosial.
Pada dasarnya, saya dan Windi Wicaksono (Tim Special Content Liputan6.com) ingin menjelaskan kepada pembaca secara detail mengenai rencana pemerintah melakukan vaksinasi, yang merupakan kebijakan untuk meredam rantai penyebaran COVID-19.
Melalui artikel tersebut, kami juga ingin menumbuhkan optimisme sekaligus membangkitkan semangat masyarakat untuk keluar dari pandemi, dan salah satu caranya adalah melalui program vaksinasi.
Seberapa penting peran media dalam membantu kesadaran masyarakat akan vaksinasi COVID-19?
Vaksinasi adalah langkah vital pemerintah yang perlu tersampaikan secara tepat dan akurat ke seluruh lapisan masyarakat. Oleh karenanya, peran media massa sangat krusial sebagai faktor penentu keberhasilan program vaksinasi di dalam negeri.
Sebagai pilar keempat demokrasi, media harus bisa mencegah disinformasi, menyampaikan fakta akurat, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi. Media adalah garda terdepan dalam edukasi penanganan COVID-19. Media harus mampu menjadi penggerak setiap individu untuk dapat mengubah perilaku dalam menyikapi pandemi ini.
Setiap informasi baru yang berkaitan dengan penanganan COVID-19 harus disampaikan kepada khalayak secara akurat. Sajikan informasi yang sudah diolah dari para ahli dari mulai fase penanganan hingga pengobatan yang harus dilakukan. Dengan melakukan itu, peran media massa sebagai agen perubahan perilaku dapat dilakukan secara optimal.
Bagi Anda sendiri, apa yang berubah selama pandemi COVID-19?
Pandemi COVID-19 menghantam seluruh aspek kehidupan di Indonesia, termasuk sektor media dan jurnalis. Selama 10 bulan terakhir, praktis aktivitas kerja saya berubah total.
Pembatasan sosial akibat pandemi memaksa saya untuk membiasakan diri bekerja dari rumah. Ini adalah sebuah ritme kerja yang tidak pernah saya alami selama 10 tahun bekerja sebagai jurnalis.
Sejauh mana efek pemberlakuan PSBB mengganggu pekerjaan Anda?
Pandemi dan PSBB pastinya membangun batasan dalam berinteraksi, tak terkecuali bagi jurnalis. Wawancara telepon, konferensi pers melalui media poll, hingga diskusi atau seminar kini harus diselenggarakan lewat aplikasi.
Ini adalah tantangan baru yang mengharuskan jurnalis bisa memanfaatkan kekuatan jaringan, menajamkan analisa dengan data, dan terus memutar otak di tengah keterbatasan ruang kerja.
Namun begitu, dalam situasi WFH, kewajiban dasar jurnalis untuk melakukan verifikasi adalah mutlak dan tetap harus dijalankan.
Selama pandemi COVID-19, informasi, situasi, dan berita terus berubah-ubah dan banyak berita yang membingungkan tersebar di masyarakat. Bagaimana Liputan6.com menyikapinya?
Liputan6.com memiliki kanal cek fakta yang bertugas melakukan penelusuran, klarifikasi sekaligus menepis kabar-kabar hoax yang beredar di masayarakat, termasuk soal COVID-19.
Liputan6.com juga merupakan media terverifikasi International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra resmi Facebook untuk memberantas hoax, fake news, atau disinformasi mengenai COVID-19 yang beredar di platform media sosial itu.
Apa pekerjaan rumah bagi industri media dan komunikasi di 2021?
Pekerjaan rumah utama industri media di 2021 adalah ikut memerangi sekaligus memberantas penyebaran hoax dan radikalisme. Keduanya termasuk ancaman nyata yang dihadapi masyarakat di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat.
Validitas sebuah informasi atau berita menjadi faktor krusial di tengah maraknya penyebaran berita bohong. Oleh karena itu, media harus bisa menjadi pengecek fakta dan sumber informasi yang lebih valid dibandingkan media sosial.
More stories
Telum Media
Database
Get in touch to hear more
Minta demoTelum Media
Peringatan
Lansiran email reguler yang menampilkan berita terbaru dan perpindahan dari industri media di seluruh Asia Pasifik
Berlangganan alert